Text
Apa dan Siapa Sutan Syahrir
Ketika menjadi pelajar AMS di Bandung, Bung Syahrir bebas bergaul dengan siapa saja. Juga dengan sinyo-sinyo dan noni-noni Belanda. Mereka sering mengundang Syahrir ke pesta-pesta. Dan Syahrir pun berdansa dengan mereka serta menyukai musik mereka, musik barat. Padahal ketika itu Syahrir sudah aktif dalam pergerakan kebangsaan, di samping dalam organisasi-organisasi lain. Mengapa? Karena Syahrir tidak membenci orang-orang Belanda, yang dibencinya adalah sikap Belanda yang menjajah Indonesia : imperalisme dan kolonialisme.
Syahrir sering dipanggil menghadap kepala sekolahnya, yang tentunya orang bule. Bukan karena bodoh atau malas belajar, malainkan karena kegiatannya dalam pergerakan kebangsaan.
Bung Syahrir adalah seorang demokrat sejati. Baginya kemerdekaan nasional tidak cukup jika rakyatnya tidak merdeka, tidak menyadari hak-haknya, di samping kewajibannya. Itulah sebabnya PKI menganggap Bung Syahrir sebagai penghalang usahanya merebut kekuasaan. Akhirnya ia difitnah, Bung Syahrir yang mengalami dibuang dalam masa Hindia Belanda, harus mengalami dipenjara dalam masa Indonesia merdeka yang turut diperjuangkannya, tanpa diadili. Ia wafat di Swiss, sebagai tahanan, tetapi dimakamkan di tanah air, sebagai pahlawan nasional. Bung Syahrir tidak meninggalkan pesan, sebab penderitaan lahir dan bathinnya membuat ia tak dapat berbicara, sampai wafatnya...
185001 | 923.7 MAN s | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
185002 | 923.7 MAN s | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
185003 | 923.7 MAN s | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
185004 | 923.7 MAN s | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
185005 | 923.7 MAN s | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain