Text
Renville
Mata penduduk dunia dipusatkan pada pertemuan di atas Kapal Renville di Teluk Jakarta. Di atas Kapal Angkatan Laut Amerika itulah Delegasi Republik Indonesia (dipimpin oleh Mr. Amir Sjarifuddin) dan Delegasi Belanda pimpinan R. Abdul kadir Widjojoatmodjo mengadakan perundingan sejak tanggal 8 hingga 17 Januari 1948 di bawah pengawasan Komisi Tiga Negara. Perjanjian yang dihasilkan di Kapal Renville, dalam praktek, nyatanya menjadi awal tindakan militer Belanda yang lebih agresif dari yang sebelumnya. Tidak dinyana bahwa tindakan militer pihak Belanda itu malah memancing reaksi rakyat dan Bangsa Indonesia yang menimbulkan korban yang lebih banyak di pihak Belanda. Agresi militer Belanda sesudah Perjanjian Renville malah menimbulkan sikap reaktif banyak bangsa di dunia internasional.
Ide Anak Agung Gde Agung yang secara langsung banyak berurusan dengan Perjanjian Renville tersebut menganalisa dalam buku ini, bahwa peristiwa di Teluk Jakarta itu adalah titik balik perkembangan politik dan militer di Indonesia yang akhirnya diselesaikan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 - sekalipun harus terlebih dahulu mengalami Agresi Militer Belanda ke-2 sejak tanggal 19 Desember 1948.
Buku Renville ini bukan saja berisikan pengalaman dan data karena keterlibatan penulisnya hingga KMB, tetapi terutama karena banyaknya data baru yang dimuat dan dianalisa secara ilmiah di dalamnya tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
32601 | 959.803 AGU r | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
32602 | 959.803 AGU r | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
32603 | 959.803 AGU r | Kampus 2 (900 Self) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain